Cerita Masa Lalu Bantu Sadarkan Pasien Koma
Pasien dalam keadaan koma merupakan kondisi yang juga sering disebut dengan kondisi antara hidup dan mati. Namun tahukah anda jika pasien yang sedang dalam kondisi koma dapat kembali sadar dengan menceritakan kenangan masa lalunya ? Apakah hal tersebut hanya terjadi dalam sinetron ? Berdasarkan studi yang sudah dilakukan oleh ahli di Northwestern University’s School of Medicine, Chicago, hal tersebut memang dapat membantu menyadarkan pasien koma dengan melatih otak pasien. Benarkah ? Simak ulasan kami.
Salah satu orang yang ikut serta dalam riset ini professor neurologi yang ahli, Theresa Pape. Menurutnya, pasien dalam keadaan atau kondisi koma yang mendapatkan atau mendengarkan kisah hidupnya di masa lalu akan mengalami perbaikan pada sirkuti otaknya di bagian fungsi ingatan jangka panjang. Dengan catatan, orang yang menceritakan kisah masa lalunya tersebut adalah orang-orang terdekatnya seperti orang tua, anak, saudara kandung, dan orang terdekat lainnya. Dan yang lebih penting lagi, kenangan yang diceritakan adalah sebuah kenangan yang bahagia.
“Mendengar orang terdekat atau orang tua menceritakan ulang kenangan yang bahagia dapat melati sirkuat otak yang memiliki tanggung jawab terhadap memori jangka panjang. Hal ini akan membuat sebuah rangsangan yang secara perlahan dapat membantu memicu bangkitnya kesadaran pasien yang sedang koma,” Ungkap Pape.
Pape mengamati 15 pasien pria dan wanita dalam studi ini. Pasien yang diamati rata-rata berusia 35 tahun dan berada dalam kondisi koma. Untuk melihat reaksi pasien koma terhadap cerita kenangan mereka, selama 70 hari pasien yang dalam kondisi koma diperdengarkan rekaman cerita bahagia dan menyenangkan yang sudah pernah mereka alami sebelumnya bersama keluarga. Semua pasien diperdengarkan cerita kenangan mereka melalui headphone empat kali dalam satu hari.
Hasilnya pun cukup mengejutkan, sebelum pasien diperdengarkan kisah kenangan yang pernah mereka alami, tidak ada respon dari pasien saat ditekan pada bagian bahu pasien. Namun, setelah pasien dalam keadaan koma yang sudah diperdengarkan kisah atau kenangan masa lalunya secara rutin setiap hari, mereka merespon dengan menoleh ke arah Pape saat bahunya ditekan.
“Kesadaran yang muncul akibat dari rangsangan cerita kengangan masa lalunya ini bisa terus bertambah sehingga memiliki peluang besar dalam membantu pasien koma agar lebih cepat sadar. Mereka juga lebih sadar terhadap lingkungan untuk menanggapi percakapan.” jelasnya.
Salah satu orang yang ikut serta dalam riset ini professor neurologi yang ahli, Theresa Pape. Menurutnya, pasien dalam keadaan atau kondisi koma yang mendapatkan atau mendengarkan kisah hidupnya di masa lalu akan mengalami perbaikan pada sirkuti otaknya di bagian fungsi ingatan jangka panjang. Dengan catatan, orang yang menceritakan kisah masa lalunya tersebut adalah orang-orang terdekatnya seperti orang tua, anak, saudara kandung, dan orang terdekat lainnya. Dan yang lebih penting lagi, kenangan yang diceritakan adalah sebuah kenangan yang bahagia.
“Mendengar orang terdekat atau orang tua menceritakan ulang kenangan yang bahagia dapat melati sirkuat otak yang memiliki tanggung jawab terhadap memori jangka panjang. Hal ini akan membuat sebuah rangsangan yang secara perlahan dapat membantu memicu bangkitnya kesadaran pasien yang sedang koma,” Ungkap Pape.
Pape mengamati 15 pasien pria dan wanita dalam studi ini. Pasien yang diamati rata-rata berusia 35 tahun dan berada dalam kondisi koma. Untuk melihat reaksi pasien koma terhadap cerita kenangan mereka, selama 70 hari pasien yang dalam kondisi koma diperdengarkan rekaman cerita bahagia dan menyenangkan yang sudah pernah mereka alami sebelumnya bersama keluarga. Semua pasien diperdengarkan cerita kenangan mereka melalui headphone empat kali dalam satu hari.
Hasilnya pun cukup mengejutkan, sebelum pasien diperdengarkan kisah kenangan yang pernah mereka alami, tidak ada respon dari pasien saat ditekan pada bagian bahu pasien. Namun, setelah pasien dalam keadaan koma yang sudah diperdengarkan kisah atau kenangan masa lalunya secara rutin setiap hari, mereka merespon dengan menoleh ke arah Pape saat bahunya ditekan.
“Kesadaran yang muncul akibat dari rangsangan cerita kengangan masa lalunya ini bisa terus bertambah sehingga memiliki peluang besar dalam membantu pasien koma agar lebih cepat sadar. Mereka juga lebih sadar terhadap lingkungan untuk menanggapi percakapan.” jelasnya.