2/3 bagian dari Indonesia adalah laut sehingga tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan. Akan tetapi tidak semua pekerjaan di pesisir atau di dekat laut selalu berhubungan dengan menangkap ikan karena terdapat beberapa peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga menjadi suatu bisnis yang maju dan salah satunya adalah dengan memanfaatkan rumput laut.
Rumput laut
Rumput laut merupakan tumbuhan laut yang termasuk jenis algae. Jenis yang paling banyak ditemui adalah algae coklat, hijau dan merah. Indonesia memiliki kurang lebih 81 ribu km yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya rumput laut dengan tingkat produksi tinggi. Setidaknya terdapat sekitar 555 jenis rumput laut dan 55 jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi misalnya Gracilaria, Gelidium dan Echeuma sp. Akan tetapi yang paling banyak dibudidayakan adalah gracilaria dan echeuma sp.
Beberapa manfaat yang didapatkan dari pengembang dan bisnis rumput laut yaitu untuk bahan makanan, bahan baku pembuatan agar-agar, kosmetik, farmasi, keramik, tekstil, insektisida. Ganggang laut atau rumput karang/rokweed sering digunakan untuk industri alginat sedangkan pembuatan agar-agar, fulcellaran dan carragenan memanfaatkan ganggang merah. Untuk pembudidayaannya, harus diperhatikan lokasi yang akan digunakan dengan kelayakan lokasi diantaranya meliputi:
• pH air 7-9 dan suhu air sekitar 20-29oC dengan fluksiasi harian maksimal 40oC.
• Kadar garam sekitar 28-34
• Bebas pengaruh ombak kuat dan angin topan dengan gerakan arus sekitar 20-30 cm/detik
• Dasar perairan terdiri dari karang dan pasir serta bebas lumpur dengan kejernihan air kurang dari 5 cm dan masih saat surut minimal kedalaman 30-60 cm.
Metode penanaman
Terdapat beberapa metode penanaman rumput laut yaitu:
• Penanaman dasar dengan cara bibit diikat ke batu karang dan disebar di dasar perairan. Cara ini sesuai untuk perairan dengan dasar tidak rata, tidak ditumbuhi karang serta tidak berpasir.
• Metode rakit apung dengan menggunakan rakit apung bambu berukuran 2,5x2,5 cm-7x7 cm yang diikat pada jangkar atau pada patok kayu di dasar laut agar tidak hanyut terbawa arus. Cara ini cocok untuk lokasi yang memiliki kedalaman sekitar 60 cm.
• Metode tali gantung atau lepas dasar yang menggunakan tali ris dari polyetilen berdiameter 8mm yang direntangkan di patok dan jarak tiap tali ris di tali ris utama sekitar 20 cm. Tali ris berfungsi sebagai tempat untuk mengikat tanaman.
Pemeliharaan dan panen
Tanaman harus diperhatikan terus menerus untuk menghindari kerusakan misalnya karena ombak besar. Selain perbaikan tali ris, pembersihan rumput laut dari kotoran dan debu air yang melekat harus dilakukan karena jika tidak, dapat mengganggu metabolisme. Anda juga perlu memasang jaring di sekitar lokasi untuk mencegah hewan pemangsa misalnya bulu babi, ikan, penyu, lumut. Panen dapat dilakukan ketika rumput laut telah berumur 6-8 minggu dengan berat per ikatan mencapai 800 gr. Panen dilakukan saat air pasang dengan cara mengangkat seluruh tanaman ke daratan dan memotong tali pengikat.
Pasca panen
Peluang bisnis rumput laut dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi terutama jika menghasilkan rumput laut kering. Semakin sedikit kadar air dalam rumput laut tersebut, akan semakin tinggi nilainya. Pengeringan rumput laut sebaiknya dilakukan di lokasi yang tidak berdebu dan ciri tanaman tersebut telah kering adalah dengan keluarnya garam dari tanaman tersebut. Selain sebagai bahan makanan, kosmetik, rumput laut ternyata juga menjadi sumber alternatif energi sebagai biodiesel yang dalam 1 ha lahan dapat menghasilkan sekitar 58.700 L.
Posting Komentar